Ia berdalih, langkah itu bertujuan membantu para pelacur dari risiko kekerasan dan eksploitasi. Sesudah ini, masih tidak sedikit usaha lain yang masuk daftar gagasan-gagasan Michael.
Segalanya masih terasa berbau medis. Dindingnya abu-abu, ada kursi biru, dan sangat dingin dengan suhu satu derajat Celsius dan di luar salju turun.
Tetapi, ambulans usang yang disebut Sexelance ini menjadi ruang aman bagi pekerja seks di Kopenhagen.
Yang siap bertindak jika hal-hal buruk terjadi
Statistik menunjukkan bahwa perihal itu sering terjadi.
"Sebanyak 45 persen pekerja seks Denmark mengalami kekerasan atau ancaman, namun di kediaman bordil persentasenya cuma 3 persen," jelas Michael, yang menggunakan angka-angka dari Pusat Riset Sosial Denmark.
Karena tak bisa menggunakan rumah bordil, seks di jalanan dijajakan oleh yang menjadi sasaran bantuan Michael dikenal sebagai pelacur-pelacur yang
Semenjak tahun 1999, sexelance digunakan secara free sebab kendati prostitusi sudah disahkan di Denmark
Polisi bakal dipanggil kalau terjadi tanda-tanda kekerasan
Juga ada seruan biar para pekerja seks segera menghubungi pihak berwenang kalau mereka menjadi korban perdagangan manusia
Di dalam ruangan juga terdapat sejumlah sarana untuk membantu aktivitas pekerja seks. Ada juga pemanas ruang yang dijalankan dari genset yang diletakkan di luar.
Semua peralatan ini disediakan atas masukan para pekerja seks sendiri.
"Orang-orang ini merupakan tetangga aku dan teman-teman saya, jadi aku mendengarkan mereka, mereka mempunyai gagasan-gagasan terbaik atas apa yang mereka butuhkan,"
Contohnya, ada pekerja seks yang menyebut lutut mereka sering sakit, maka diatasi dengan satu busa empuk berwarna pelangi.
Ketika Sexelance mulai beroperasi pada bulan November 2016, Michael tak terlalu yakin akan keberhasilannya.
Awalnya, orang-orang tidak mau untuk menggunakannya, terutama para pelacur2. Namun saat ini tempat itu sudah digunakan empat puluh lima kali dan Michael mengatakan bahwa orang-orang menjadi lebih nyaman dengan gagasan tersebut.
Ia menawarkan aneka ide dengan sentuhan humor yang enteng dan lucu, seperti bagaimana pekerja seks bakal bahagia "mendandani" ambulans dengan tirai, cermin, dan karpet merah di dinding.
Tapi, dalam melakukannya Michael sepenuhnya serius. Ini bukan pertama kalinya ia menggunakan ambulans usang untuk membantu apa yang dia sebut 'minoritas jalanan,' di Kopenhagen, dan inisiatif pertamanya dikenal sebagai mendengarkan pendapat orang.
Serupa dengan Sexelance, ada juga satu ambulans tua Jerman tahun 1990-an, yang disebut disebut Fixelance. Ambulans tua ini dijadikan tempat untuk mengonsumsi obat-obatan bagi para pelacur9 narkoba dengan menyediakan juga dokter dan juru rawat serta dilengkapi perlengkapan, seperti jarum bersih dan Naxalone, penangkal untuk overdosis heroin.
Tidak seperti Sexelance, aktivitas di dalam ambulans ini berlangsung tidak lambat. Ada 8 orang yang menyuntikkan heroin dalam tiga jam pertama operasinya.
Tidak seperti Sexelance, Michael mengalami tidak sedikit tentangan dari pihak berwenang. 2 rencana dia yang lain untuk membangun ruang pemakaian narkoba permanen dihentikan oleh otoritas.
Tetapi, Fixelance terus dijalankan pada tahun 2011 dengan 100 relawan dan walau diwarnai ketegangan di hari pertama, Fixelance mencapai apa yang Michael inginkan.
Hal ini mendorong pemerintah untuk mengubah kebijakan terkait penggunaan narkoba di Denmark pada 2012 dan kini di Denmark ada lima fasilitas permanen yang disebut "fixerum" atau "ruang mengonsumsi narkoba".
Fasillitas yang pertama di Kopenhagen dikenal sebagai yang terbesar di dunia, sedangkan Fixelance ambulans asli tersebut kini dipamerkan di Museum Nasional Denmark.
Sejauh ini belum ada laporan soal orang yang mengalami overdosis fatal di ruang-ruang itu di mana pun di dunia.
Michael berharap bahwa gagasan itu akan bernasib seperti Fixelance, menjadi fasilitas permanen bagi pekerja seks Kopenhagen, yang diawaki oleh dokter dan perawat.
"Ini pertama-tama dan terutama soal keselamatan. Tetapi lebih dari itu, ini juga tentang kesehatan yang lebih baik dan bermartabat," ujar Michael.
"Anda melihat sendiri bagaimana dinginnya suhu di luar, dan biasanya perempuan-perempuan itu melayani para pelanggannya di atas bangku (taman), atau di dalam mobil. Jadi, saya pikir kita tidak bisa membiarkan mereka melakukan hal itu berada di luar tanpa bantuan dari kita."
0 komentar:
Posting Komentar